Download di Aplikasi Lebih Mudah
Rapi dan Siap Cetak, Klik Disini untuk Download Aplikasi
Modul untuk Bimbel / Materi Belajar Sekolah TK SD SMP SMA lebih lengkap dan lebih mudah di Aplikasi Produk Aqila Klik Disini untuk Download
Berikut Link-link Soal-Soal Pemetaan SKL UN SMP,
- Kumpulan Soal UN IPA Fisika SMP
- SKL UN SMP Indonesia Membaca Non Sastra
- SKL UN SMP Indonesia Membaca Sastra
- SKL UN SMP Indonesia Menulis Terbatas
- SKL UN SMP Indonesia Menyunting Ejaan dan Tanda Baca
- SKL UN SMP Indonesia Menyunting Kata Kalimat Paragraf
- SKL UN SMP Inggris Fungsi Sosial dan Struktur Teks
- SKL UN SMP Inggris Unsur Kebahasaan
- SKL UN SMP IPA Gelombang Listrik Magnet
- SKL UN SMP IPA Makhluk Hidup dan Lingkungannya
- SKL UN SMP IPA Mekanika dan Tata Surya
- SKL UN SMP IPA Pengukuran Zat dan Sifatnya
- SKL UN SMP IPA Struktur dan Fungsi Makhluk Hidup
- SKL UN SMP Matematika Aljabar
- SKL UN SMP Matematika Bilangan
- SKL UN SMP Matematika Geometri
- SKL UN SMP Matematika Statistika
MEMBACA SASTRA
-------------------------------------------------------------------------
Menentukan Makna Kata Dalam Cerpen dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah teks fabel
berikut!
"Hei kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung
di ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu
jika ranting itu patah?" Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa
pergi ke tempat ia suka.
Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.
Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong
hanya diam mendengar ejekan tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali
berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang
mungkin untuk meminta bantuan." Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam,
tolong..., tolong...!" Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang
terbang melintas.
Makna gramatikal kata membanggakan diri pada teks di atas adalah ....
A. sombong
B. bersahaja
C. rendah hati
D. lapang hati
2. Cermatilah cerpen berikut!
Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah pukul
empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu,
sumurnya pun sudah hampir selesai. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis
dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang
harum baunya.
Makna kata lesung pada teks
di atas adalah ....
A. batu besar
B. bambu besar
C. alat penumbuk padi
D. alat memanen bunga
3. Cermatilah kutipan fabel
berikut!
Ia melempari Kera dengan batu-batu kecil. Mula-mula Kera tidak peduli.
Kancil tidak berputus asa. Kancil terus melempari Kera. Ia berusaha agar Kera
marah. Lama-kelamaan Kera menjadi kesal dan marah. Ia balik melempari Kancil
dengan kulit pisang. Setelah kulit pisang habis, Kera melempari Kancil dengan
buah pisang.
Makna dari kata tidak berputus asa dalam fabel tersebut adalah ....
A. tidak menyerah
B. sabar
C. pasrah
D. tidak marah
4. Cermati kutipan fabel
berikut!
"Semua sudah hadir. Peserta dimohon untuk bersiap," kata sang
Gagak yang kali ini bertugas sebagai wasit pertandingan. Dengan sigap Kelinci
muncul dari balik tenda. Ia berjalan lincah, melompat kesana-kemari menunjukkan
kegesitannya dalam berlari. Sang Kelinci berdiri di samping Kura-kura.
Makna kata sigap yang tepat pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. tangkas
B. hebat
C. kuat
D. rajin
5. Bacalah cerpen berikut
Aku adalah mahasiswa di sebuah universitas termuka di Yogyakarta. Aku
memang anak desa yang mendapat beasiswa kuliah di universitas impianku. Aku
termasuk di antara orang-orang pintar tersebut . Namun, aku hanyalah beruntung.
Dengan alasan yang demikian itulah, aku tidak berani berharap banyak terhadap
apa pun di sini. Aku merasa tak pantas. Di kelas, aku hanya bisa diam.
Mengagunin argumentasi teman-teman yang memiliki pengetahuan selangit. Tidak
sepertiku yang hanya mengerti sedikit tentang apa yang mereka bahas. Hanya
anggukan-anggukan kecil yang selalu kulakukan untuk mengekspresikan bahwa aku
mengerti. Serta hanya kerutan kening yang selalu kutunjukkan saat aku tak
mengerti. Suasana kelas yang baru ini membuatku semakin terbungkam.
Makna gramatikal kata selangit pada cerpen tersebut adalah ....
A. dengan langit
B. tentang langit
C. setinggi langit
D. sangat tinggi
6. Bacalah fabel berikut!
Elin adalah sosok yang sangat baik, suka menolong, dan ramah. Ia tidak
sungkan untuk membantu setiap hewan yang ingin meminta bantuan kepadanya.
Namun, takdir kehidupan tidak sesuai dengan kebaikannya. Salah satu kaki Elin
tidak sempurna seperti kelinci pada umumnya. Dulu,saat dia teramat kecil, ia
pernah tertangkap oleh pemburu. Elin sempat melarikan diri saat pemburu
tersebut pergi meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu dan Elin
memanfaatkan waktu itu untuk melarikan diri. Walaupun, kakinya yang satu
bercucuran darah, dia lari ke tempat yang aman dengan sekuat tenaganya.
Makna kata ramah pada teks tersebut
adalah ....
A. baik hati dan menarik
budi bahasanya
B. manis tutur katanya
C. suka menolong
D. suka bercanda
7.
Ayah mengamati aku dari atas ke
bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya:
"Untuk apa bunga ini, heh." Aku tidak tahu
karena apa, telah mencintai bunga ditangan ku ini.
Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah otot tangan ayah
menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi
engkau lqki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku
membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Dikutip dari: Kuntowijoyo, "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga",
Makna
simbol kata bunga dalam kutipan tersebut adalah.....
a.
Bunga melambangkan keindahan
sehingga tidak boleh
dipetik.
b.
Bunga melambangkan kesucian hanya boleh dipandang.
c.
Bunga
melambangkan kelembutan sehingga identik dengan
perempuan.
d. Bunga
melambangkan kemurnian yang harus dilindungi.
8. Para
penghuni rimba merasa kurang senang. Keangkuhan si merak semakin menjadi-jadi!
Setiap berjumpa penghuni rimba lainnya, merak selalu pamer bulu-bulunya
itu. "Siapa yang bisa menandingi keelokan diriku?" kata merak
berulang kali, tanpa bosan-bosan. Tentu saja teman-temannya kian jengkel kepada
merak.
"Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak," pikir kancil suatu
hari. Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya kijang,
kelinci, dan tupai. Pagi itu merak kembali pamer kepada teman-temannya.
Jalannya dibuat miring-miring agar bagian bulunya kelihatan siapa saja.
Dikutip dari: Imam Musbikin, "Merak yang Angkuh" dalam Si Kodok dalam
Tempayan, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2005
Simbol bulu tersebut mengandung
makna....
a. kekayaan
b. keindahan
c. kebaikan
d. kesombongan
-------------------------------------------------------------------------
Menentukan Makna Tersurat Dalam Cerpen dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah penggalan teks
fabel berikut!
Tidak jarang pula Anjing itu mengigit tumit dari orang yang temuinya.
Karena biasaan itu, majikannya memasang kalung lonceng di lehernya sebagai
penanda jika Anjing ini akan mendekat. Si Anjing menganggap bahwa lonceng
tersebut sebagai ciri khasnya. Anjing itu sangat bangga dan senggaja
membunyikannya di setiap sudut pasar. Dia selalu berlari ke setiap penjuru dann
menunjukkan lonceng tersebut kepada setiap orang yang lewat.
Makna kata penanda dalam teks fabel di atas adalah ....
A. lambang
B. ciri
C. bukti
D. bahaya
2. Cermatilah teks cerita
fabel berikut!
Aku melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. Sepulang
sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling
melingkar. Tapi mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, ayah. Mereka lebih
cantik. Yang satunya berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti
mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella,
dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.
Makna kata serat pada teks
di atas adalah ....
A. sutra
B. kasa
C. sendat
D. jaring
Kutipan fabel berikut untuk soal nomor 3 - 4.
Pada suatu hari, Kancil
merasa sangat lapar. Dia berjalan kesana-kemari, tetapi tidak mendapatkan
makanan. Ketika hari sudah sore, Kancil melihat Kera sedang asyik makan pisang
di atas pohon. Nikmat betul kelihatannya.
Kancil ingin sekali
menikmati pisang itu. Akan tetapi, bagaimana caranya mengambil pisang itu?
Memanjat pohon, ia tidak bisa. "Meminta pada Kera, pasti ia tidak memberi.
Kera itu kan pelit." Kancil mencari akal. Kancil pun menemukan akal.
Ia melempari Kera dengan
batu-batu kecil. Mula-mula Kera tidak peduli. Kancil tidak berputus asa. Kancil
terus melempari Kera. Ia berusaha agar Kera marah. Lama-kelamaan Kera menjadi
kesal dan marah. Ia balik melempari Kancil. Mula-mula Kera melempar dengan
kulit pisang. Setelah kulit pisang habis, Kera melempari Kancil dengan buah
pisang.
Kancil pura-pura
kesakitan. Kera semakin bersemangat melempar hingga semua pisang dilempari ke
arah Kancil. Kera merasa puas kemudian meninggalkan pohon itu. Akal Kancil
berhasil. Setelah Kera pergi, Kancil mulai mengumpulkan pisang yang berserakan.
Dimakannya pisang-pisang itu dengan santai.
"Hmm... enak
sekali"
3. Makna tersurat dalam fabel
tersebut adalah ....
A. Kera yang baik
karena mau memberikan makanannya kepada Kancil.
B. Kancil dimusuhi
kera karena ulah jahilnya.
C. Dengan akalnya,
Kancil akhirnya dapat menikmati pisang tanpa harus memanjat terlebih dahulu.
D. Dengan
kecerdikannya, Kancil berhasil membuat Kera untuk melemparinya dengan pisang.
4. Makna dari kata tidak berputus asa dalam fabel tersebut adalah
....
A. tidak menyerah
B. sabar
C. pasrah
D. tidak marah
5. "Semua sudah hadir. Peserta dimohon untuk bersiap,"
kata sang Gagak yang kali ini bertugas sebagai wasit pertandingan. Dengan sigap
Kelinci muncul dari balik tenda. Ia berjalan lincah, melompat kesana-kemari
menunjukkan kegesitannya dalam berlari. Sang Kelinci berdiri di samping
Kura-kura.
Makna kata sigap yang tepat pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. tangkas
B. hebat
C. kuat
D. rajin
6. Bacalah fabel berikut!
Elin adalah sosok yang sangat baik, suka menolong, dan ramah. Ia tidak
sungkan untuk membantu setiap hewan yang ingin meminta bantuan kepadanya.
Namun, takdir kehidupan tidak sesuai dengan kebaikannya. Salah satu kaki Elin
tidak sempurna seperti kelinci pada umumnya. Dulu,saat dia teramat kecil, ia
pernah tertangkap oleh pemburu. Elin sempat melarikan diri saat pemburu
tersebut pergi meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu dan Elin
memanfaatkan waktu itu untuk melarikan diri. Walaupun, kakinya yang satu
bercucuran darah, dia lari ke tempat yang aman dengan sekuat tenaganya.
Makna kata ramah pada teks
tersebut adalah ....
A. baik hati dan menarik
budi bahasanya
B. manis tutur katanya
C. suka menolong
D. suka bercanda
7. Cermatilah cerpen berikut!
Rapat dibuka bakda Isya ketika gerimis tiris dan langi malam
menghamparkan warna abu-abu pucat.
Sekitar 15 kepala keluarga Cibaresah berkumpul di rumah Munar. Meraka mau
memenuhi undangan lantaran pengundangnya sesepuh desa. Sebagian dengan perasaan
terpaksa dan masygul. sebagian lagi cari angin. Sebagian karena ingin ngerumpi.
Cuma Casmidi yang tidak hadir. Karena dia tidak diundang. Karena dialah yang
membuat sesepuh desa bernama Munar mengelar rapat pada hari itu. Tapi, istri
dan anaknya ada di sana.
Makna kata sesepuh dalam cerpen di atas adalah ....
A. orang yang penting
B. orang yang dituakan
C. orang yang kaya raya
D. orang yang bijaksana
8. Bacalah penggalan fabel
berikur!
Hiduplah seekor Rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong dan pemarah.
Ia sering meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari, si Rusa berjalan di
pinggir danau. Ia bertemu dengan Kura-kura tersebut berwarna hitam dengan
bintik biru bercahaya seperti mutiara. "Kura-kura, apa yang sedang Engkau
lakukan di sini?"
Makna kata mutiara pada
teks tersebut adalah ....
A. permata
B. kristal
C. batu
D. perhiasan
-------------------------------------------------------------------------
Menentukan Bagian Cerpen Dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Bacalah penggalan cerpen berikut!
Pagi ini
ibu menyuruhku berbelanja sedikit lebih banyak. Ada warga asing yang datang.
Home stay. Orang Jepang. Sebetulnya dari mana pun itu aku tak peduli. Ada atau
tidaknya orang baru disekitarku, aku tak pernah menghiraukan. Toh mereka pun
tak akan merasakan keberadaanku. Hari-hariku selain membantu Ibu kuhabiskan di
dalam kamar. Menatap lambaian pepohonan kelapa dari balik jendela.
Latar suasana penggalan cerpen tersebut
adalah ....
A. terharu
B. sunyi
C. sedih
D. senang
2. Bacalah kutipan cerpen berikut!
"Hei apa sih?" Dia datang ke mejaku
dan itu membuat kelas hening seketika. Seisi kelas melihat ke arah kami.
"Maksudmu apa ada seorang nenek suka
padaku? Nenenk itu memberikan apa? Ini kosong", kata laki-laki itu.
"Hah?!!!"Aku seketika berdiri dan
mengambil kotak anyaman berisi jam tangan itu. Jujur ucapannya yang mengatakan
ada seorang nenek yang menyukainya itu membuatku hampir tertawa, tetapi ketika
dia mengatakan isinya kosong, aku bahkan lupa kalau aku ingin tertawa.
"Ada, harusnya ada," kataku.
"Aku ingat betul, sesaat sebelum
kuberikan tadi aku sudah pastikan jamnya ada di sana. Aku sempat membukanya
lagi sebentar. Tapi, kenapa hilang?"
Konflik kutipan cerpen tersebut adalah
....
A. nenek
memberikan sebuah jam tangan kepadaku.
B. aku
menerima jam tangan pemberian nenek.
C. jam
tangan hilang.
D. jam
tangan dicuri.
3. Bacalah penggalan cerpen berikut!
"Itulah
akibatnya jika kau mengabaikan Ibumu, La," Paman memarahiku.
Aku terus
menundukkan pandangan ke bawah. Tak berani melihat wajah Paman.
"Sekarang
kalau sudah begini kau tidak dapat mengikuti ujian kan?"
Aku mengangguk pelan tanda menyesal.
"Bajumu
semua kotor, buku-buku basah. Datang ke sekolah pun percuma, jam pelajaran
sudah dimulai sejak sejam yang lalu."
Aku menyesal, sungguh menyesal tidak menuruti
nasihat Ibu hari ini.
Amanat kutipan cerpen tersebut adalah
....
A. jangan
mengabaikan nasihat orang tua.
B. jangan
terlambat sekolah.
C. berhati-hati
saat bepergian ke luar rumah.
D. hindari
pertikaian sesama anggota keluarga.
Cermatilah
teks fabel berikut untuk menjawab nomor 4 dan 5!
Beruang yang Malang
(1) Alkisah pada suatu hari yang cerah di hutan, ada
seekor Beruang yang kelaparan. Ia menjelajahi hutan untuk mencari madu, tapi
sayang dia tidak menemukan satu sarang lebah sama sekali. Ia pun akhirnya pergi
ke sungai mencari ikan. Di sana, ia menemukan banyak ikan yang sedang berenang.
(2) Ia akhirnya berhasil menangkap satu ikan yang
sangat besar. Di saat sang Beruang membuka mulutnya lebar-lebar untuk melahap
sang ikan, tiba-tiba sang Ikan membuka mulutnya. "Tolong, jangan makan
aku!" teriak sang Ikan. Sang Beruang pun tidak jadi memakan ikan tersebut.
"Memangnya kenapa?" tanya sang Beruang keheranan.
(3) "Kau boleh memakanku, tapi ada syarat.
Izinkanlah aku meminta izin terlebih dahulu pada keluargaku di rumah. Tunggulah
sebentar, aku akan kembali, "janji sang Ikan, "Baiklah, kau akan
kulepaskan," ucap sang Beruang yang percaya pada sang Ikan. Akan tetapi,
setelah lama sekali, ternyata sang Ikan tidak muncul kembali. Akhirnya sang
Beruang pun sadar dirinya telah ditipu sang Ikan. Ia pun sangat menyesal karena
sifatnya yang terlalu mudah ditipu sehingga ia tidak jadi mendapatkan apa yang
nyaris ia dapatkan.
(4) Akhirnya, sang Beruang berjanji bahwa dirinya
akan menjadi seekor hewan yang tidak mudah dibodohi atau ditipu hewan lainnya.
4. Paragraf keempat teks fabel tersebut
merupakan bagian
....
A. orientasi
B. komplikasi
C. resolusi
D. koda
5. Paragraf kedua teks fabel di atas merupakan
bagian ....
A. orientasi
B. komplikasi
C. resolusi
D. koda
6. Bacalah teks cerita fabel berikut ini!
Kelinci Sang Penakluk
Di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang ganas. Suatu hari sang singa ganas
itu membuat peraturan bahwa dia tidak akan berburu binatang hutan. Sebagai
gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya.
Pada hari pertama setelah peraturan itu diberlakukan datanglah seekor kelinci.
Sambil terengah-engah kelinci itu minta maaf kepada sang singa yang ganas itu.
“Maaf sang raja, saya datang terlambat. Ada singa lain yang
tadi memburu saya,” kata si kelinci.
Kemudian, singa yang ganas itu mengangguk-anggukkan kepala dan langsung
menyahut, “Mana singa yang mengejarmu? Akan kuhabisi dia sekarang juga.”
“Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu.”
......
Kutipan teks fabel tersebut memuat bagian…..
a. Orientasi dan Koda
b. Komplikasi dan Resolusi
c. Orientasi dan Komplikasi
d. Resolusi dan Koda
7. Bacalah teks berikut ini!
. . . .
“Apa-apaan sih, elo? Posternya kan jadi sobek!!!”
“Sorry, Rin! Gue bener-bener nggak sengaja!”
Rinta sama sekali nggak ngegubris pembelaan Anya. Ia masih memandangi poster
Blur kesayangannya yang kini sudah terbagi dua karena robek. “Rin, sorry,ya.
Gue . . . .”
“Aah! Udah, deh! Pulang, sana!” potong Rinta kesal, matanya
sudah sembap, hampir nangis. Anya nggak mau memperburuk keadaan. Ia pun
langsung keluar dari kamar Rinta dan bergegas pulang.
Kutipan teks cerpen tersebut memuat bagian…..
a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. Koda
-------------------------------------------------------------------------
Menyimpulkan Makna Simbol dalam Cerpen
Dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah teks cerita
pendek berikut!
(1) Aku berlari secepat yang kubisa, berusah
tak menghiraukan tanda biru kehitaman yang ada di kakiku. (2) Samar-samar aku
bisa mendengar seseorang meneriakkan namaku dari belakang. (3) Suara orang itu
seakan memotivasiku untuk berlari lebih cepat. (4) Hari ini, materi olahraga
yang diujikan adalah lari jarak 100 meter. (5) Untuk membuktikan bahwa aku
baik-baik saja, aku harus bisa berlari dengan kecepatan yang baik, rata-rata 17
detik kurasa.
Makna simbol tanda biru kehitaman pada kalimat pertama adalah ....
A. luka goresan
B. luka memar
C. tato
D. tahi lalat
2. Bacalah fabel berikut!
(1) Di sebuah hutan, musim kemarau, burung-burung dan hewan lain sangat
sulit untuk mendapatkan air. (2) Namun, ada seekor burung perkutut yang
menemukan kendi tua yang berisi sedikit air. (3) Kendi tersebut memiliki bentuk
yang tinggi dan juga sempit, sehingga burung tersebut tidak bisa menjangkau air
di dalam kendi tersebut. (4) Burung perkutut tersebut tetap mencoba untuk
meminum air yang ada di dalam kendi, tetapi tetap saja tidak bisa. (5) Burung
itu putus asa hingga muncullah sebuah ide.
Makna keputusasaan terdapat pada kalimat nomor ....
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (5)
3. Cermati kalimat berikut!
Sekarang ini emigrasi dianggap sebagai solusi bagi seseorang yang ingin
mendapatkan penghasilan besar.
Makna kata emigrasi pada kalimat tersebut adalah ....
A. Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
B. Pindah dari tanah air ke negara lain dengan menetap di sana.
C. Perpindahan penduduk dari negara lain ke negara tertentu untuk
menetap di sana.
D. Perpindahan penduduk padat ke daerah yang berpenduduk jarang.
4. Cermati kalimat berikut!
Sebagai perencana, kita harus bisa menentukan prioritas dalam
pelaksanaan proyek tersebut. Dengan begitu, perencanaan kita akan menjadi
ideal.
Makna kata prioritas yang tepat pada kalimat tersebut adalah ....
A. yang didahulukan
daripada yang lain.
B. yang lebih dicermati
daripada yang lain.
C. yang lebih dipikirkan
daripada yang lain.
D. yang lebih diwujudkan
daripada yang lain.
5. Cermati kalimat berikut!
Sebagai pembicara kita harus mengenali siapa audien target penyampaian
informasi.
Makna kata audien pada kalimat tersebut adalah ....
A. panitia sebuah seminar.
B. pendengar suatu ceramah
C. peserta suatu ujian
D. peserta sebuah lomba
6. Cermatilah kutipan cerpen
berikut!
Kamar yang berukuran 3 x 4 itu, bekas gudang Tuannya. Gudang butut itu,
hanya terdiri dari satu dipan dan almari yang sudah pecah kacanya. Sebuah
televisi yang separuh gambarnya hilang, tanpa remote. Di satu sisi tembok kamar
ada jendela menghadap ke jalan, sehingga Mimin bisa melihat pokok pohon
trembesi yang tumbuh berjajar-jajar sepanjang jalan depan rumah Tuannya.
Lewat jendela itulah, Mimin melihat, betapa di luar sana, anak-anak
sebayanya asyik bermain. Sementara ia harus bekerja membanting tulang, bersama
emaknya. Ia hanya bisa melihat dari balik jendela dengan tatapan mata berbinar.
Makna membanting tulang pada kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. bekerja sebagai buruh
B. bekerja keras
C. bekerja berdagang
D. bekerja setiap hari
7. Ayah mengamati aku dari
atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya:
"Untuk apa bunga ini,
heh."
Aku tidaktahu karena apa, telah mencintai bunga ditangan ku ini.
Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah otot tangan
ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah.
Tetapi engkau lqki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri.
Aku membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Dikutip dari:
Kuntowijoyo, "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga", Jakarta, Pustaka
Firdaus, 1996.
Makna simbol kata bunga dalam kutipan tersebut adalah.....
a. Bunga melambangkan keindahan sehingga tidak boleh dipetik.
b. Bunga melambangkan kesucian hanya boleh dipandang.
c. Bunga melambangkan kelembutan sehingga identik dengan perempuan.
d. Bunga melambangkan kemurnian yang harus dilindungi.
8. Para penghuni rimba merasa
kurang senang. Keangkuhan si merak semakin menjadi-jadi! Setiap berjumpa
penghuni rimba lainnya, merak selalu pamer bulu-bulunya itu.
"Siapa yang bisa
menandingi keelokan diriku?" kata merak berulang kali, tanpa bosan-bosan.
Tentu saja teman-temannya
kian jengkel kepada merak.
"Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak," pikir kancil
suatu hari.
Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya kijang,
kelinci, dan tupai.
Pagi itu merak kembali pamer
kepada teman-temannya.
Jalannya dibuat miring-miring agar bagian bulunya kelihatan siapa saja.
Dikutip dari:
Imam Musbikin, "Merak yang Angkuh" dalam Si Kodok dalam Tempayan,
Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2005
Simbol bulu tersebut mengandung makna....
a. kekayaan
b. keindahan
c. kebaikan
d. kesombongan
-------------------------------------------------------------------------
Menyimpulkan Isi Tersirat dalam
Cerpen/Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah teks cerita
pendek berikut!
Disebut-sebut, kemampuan turun-temurun Banun ini tak hanya ampuh
mengobati patah-tulang orang-orang tani. Tetapi bisa juga mempertautkan kembali
lutut kuda yang retak, akibat bendi yang dihelanya terguling lantaran sarat
muatan. Kedua, Banun yang kehandalannya lebih dipercayai ketimbang bidan desa
yang belum apa-apa sudah angkat tangan, yang menyarankan pasien buntingnya bersalin
di rumah sakit kabupaten. Sedemikian mumpuninya kemampuan Banun kedua ini, bidan desa merasa lebih banyak
menimba pengalaman dari Banun ketimbang dari buku-buku semasa di akademi.
Simpulan karakter tokoh Banun dalam kutipan cerita pendek tersebut
adalah ....
A. orang yang tak punya kecakapan apa-apa.
B. orang yang punya kecakapan, tetapi tak mau berbagi.
C. orang yang tidak memunyai kecakapan, tetapi mau berbagi.
D. orang yang memunyai kecakapan, tetapi mau berbagi dan menyerahkan keahliannya
jika tidak sanggup.
2. Cermatilah cerpen berikut!
(1) Semula ia hanya dipanggil Banun. (2) Namun, lantaran sifat kikirnya
dari tahun ke tahun semakin mengakar, seseorang menambahkan kata
"kikir" di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai
Banun kikir. (3) Konon, hingga kini, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor
kekikiran Banun. (4) Kekikiran karena memperjuangkan hidup. Kehidupan untuk
diri sendiri dan anaknya karena sudah ditinggal suaminya.
Simpulan bahwa tokoh Banun memunyai sifat kikir yang berlebihan terlihat
pada kalimat nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Bacalah cerpen berikut!
Selesai belajar, dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari
jangkrik. Saya langsung ingin menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah
dan ibunya pun melarang. Saya memang sering mendengar anak-anak beramai-ramai
berangkat ke sawah untuk mencari jangkrik. Jangkrik-jangkrik yang diperoleh
nantinya dapat dijual atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan di sebuah kotak,
lalu sesekali digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berteriak lantang.
Dari apa yang saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikan. Sayang,
Ayah tidak pernah membolehkan saya. Namun, malam itu saya nekat dan sahabat
saya itu akhirnya tidak kuasa menolak.
Simpulan karakter tokoh saya dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. orang yang tak tahu
diri.
B. orang yang ingin menang
sendiri.
C. orang yang tidak
memunyai kemauan.
D. orang yang memunyai
kemauan yang kuat.
4. Bacalah cerpen berikut!
(1) Dua-tiga hari pertama, Mak Inang cukup senang berada di rumah
berdinding batu setengah triplek milik Jamal. (2) Rasa senangnya itu bersumber
dari cucu bujangnya yang masih merah itu. (3) Walau, sesungguhnya Mak Inang
terkaget-kaget saat Kurti mengantarnya ke rumah Jamal. (4) Dalam benaknya yang
mulai ringkih, Jamal berada di rumah-rumah beton yang diceritakan Mak Sangkut,
bukan di rumah kecil sepengap ini.
Simpulan bahwa harapan tokoh Mak Inang tidak sesuai dengan kenyataan
terdapat pada kalimat ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
5. Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau
tangan kananku. Katanya:
"Untuk apa bunga ini, heh." Aku tidaktahu karena apa, telah mencintai
bunga ditangan ku ini. Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah
otot tangan ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak
berteriak.
"Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi
engkau lqki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku
membungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
Dikutip dari: Kuntowijoyo,
"Dilarang Mencintai Bunga-Bunga", Jakarta, Pustaka Firdaus, 1996.
Isi tersirat kutipan cerpen tersebut adalah . . .
a. Ayah tidak ingin Buyung memiliki
sifat lembut seperti
perempuan.
b. Ayah tidak ingin
anaknya menyukai bunga seperti dia.
c. Ayah tidak ingin
jika bunga itu dipetik.
d. Ayah ingin bunga
itu sebagai hiasan di taman.
6. Para penghuni rimba merasa kurang senang. Keangkuhan
si merak semakin menjadi-jadi! Setiap berjumpa penghuni rimba lainnya, merak
selalu pamer bulu-bulunya itu.
"Siapa yang bisa menandingi keelokan diriku?" kata
merak berulang kali, tanpa bosan-bosan.
Tentu saja teman-temannya kian jengkel kepada merak.
"Ah, aku ada akal untuk menyadarkan si merak,"
pikir kancil suatu hari.
Lantas kancil membisiki beberapa teman lain. Di antaranya
kijang, kelinci, dan tupai.
Pagi itu merak kembali pamer kepada teman-temannya.
Jalannya dibuat miring-miring agar bagian bulunya kelihatan
siapa saja.
Dikutip dari: Imam Musbikin,
"Merak yang Angkuh" dalam Si Kodok dalam Tempayan, Yogyakarta, Mitra
Pustaka, 2005
Isi tersirat kutipan fabel tersebut adalah . . .
a. Penghuni hutan
hidup rukun meskipun ada salah satu penghuni
yang sombong karena memiliki bulu indah.
b. Kancil dan
teman-temannya selalu menghindari merak
karena ia suka memamerkan bulu-bulunya.
c. Merak tidak
disukai teman-temannya karena ia sombong,
merasa tidak tertandingi kecantikannya.
d. Kancil dan teman-temannya membiarkan ulah
merak yang suka memamerkan
bulu-bulunya.
7. Bacalah kutipan cerpen
berikut!
"Boleh", jawab ibu. Akhirnya Syifa berjalan membeli baju. Di
tikungan jalan dia bertemu dengan pengemis. Syifa merasa kasihan, dia
memberikan semua uangnya kepada pengemis itu. Syifa tidak jadi membeli baju.
"Syifa, mana baju yang kamu beli?" tanya ibu kepada Syifa.
"Tidak jadi, Bu... karena uangnya aku berikan kepada pengemis yang tidak
makan selama 3 hari," jawab Syifa. Syifa ke luar rumah, dan bertemu dengan
temannya Lala dan Lulu. Mereka memberikan baju kepada Syifa. Syifa pun senang.
Amanat kutipan cerpen
tersebut adalah ....
A. Kita harus prihatin kepada pengemis dengan memberi uang yang banyak.
B. Berilah baju baru kepada para pengemis dan teman-teman yang
membutuhkan!
C. Bantulah sesama dengan ikhlas pasti Tuhan akan memberikan pahala
yang setimpal.
D. Sudah seharusnya kita selalu membagi-bagikan makanan kepada
teman-teman.
-------------------------------------------------------------------------
Menyimpulkan Sebab/Akibat Konflik
-------------------------------------------------------------------------
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!
"Jadi, kita akan kuburkan ia di Simagara?" katanya
pelan-pelan, setengah, ditujukan kepada dirinya sendiri; Soleha tidak sanggup
menjawab. Ia mau berpikir panjang. Ia mau mengatakannya, tapi ia segera ingat
pada yang lain. "Tapi, kita sudah menikahkan dia. Dan kini ia sudah jadi
istri Sumarto. Apa yang akan dikatakan oleh Sumarto?" Pikirannya makin
tidak yummy bila mengingat soal itu. Ia memang sudah keberatan dikala suami
Soleha dipanggil orang dari kampung sawah untuk mengobati Pak Murad. Sebagai
mantri kesehatan di sekitar itu memang tak ada dokter. Suami Soleha sering
diminta pertolongan. Namun, ia tahu betul Pak Murad ayah Mumi. Murni kini
menjanda lantaran suaminya meninggal dunia. Suami Soleha saling mengasihi
dengan Murni dikala masih bujang dan gadis. Mereka tak sanggup melakukan niat
hatinya alasannya ialah Murni dipaksa menikah.
1. Konflik yang terdapat dalam
kutipan tersebut ialah ....
A. Soleha perang batin sewaktu mau bicara dengan Sumarto.
B. Pak Sumarto kebingungan sewaktu mau bicara dengan Soleha.
C. Soleha tidak rela menguburkan mayat anaknya di Simagara.
D. Suami Soleha dan Soleha perang verbal mengenai penguburan jenazah.
2. Penyebab terjadinya konflik
dalam kutipan tersebut ialah ....
A. Karena suaminya mantri
kesehatan.
B. Karena suaminya diminta
pertolongan
C. Karena cemburu terhadap
Murni.
D. Karena suami Soleha
pernah mengasihi Murni.
3. Peristiwa yang terjadi
jawaban konflik dalam kutipan cerpen tersebut ialah ....
A. Suaminya mengobati Pak Murad yang sakit.
B. Suaminya sering diminta sumbangan lantaran tidak ada dokter.
C. Soleha tidak sanggup memilih daerah penguburan anaknya.
D. Suaminya akan bertemu dengan Murni anak Pak Murad.
4. Bacalah teks cerita
berikut!
Berbagai pikiran buruk menghantui kepala yang penat dan tubuh yang lelah.
Kemanakah engkau gadis kecil? Mungkinkah anak gedongan itu telah tewas?
Parameter pencarian demikian luas. Flo bisa saja tidak menuruni lereng menuju
kembali melainkan naik terus ke puncak atau berjalan berputar-putar
mengelilingi lereng, tersesat dalam fatamorgana sampai habis tenaganya.
Simpulan akibat dari
konflik tersebut adalah ...
A. Pencarian terhadap tokoh belum berhasil ditemukan.
B. Pencarian tokoh dilakukan di lereng dan di lembah.
C. Pencarian terhadap tokoh dihentikan karena lelah.
D. Pencarian terhadap tokoh dihentikan karena tokoh tewas.
5. Bacalah kutipan teks
berikut!
Suatu hari di hutan lindung di Amerika Serikat, ada dua binatang yang
selalu berteman bernama Bee, lebah, dan Bear, beruang. Mereka selalu bekerja
sama untuk mencari makan. Bear menunjukkan letak bunga yang terdapat nektarnya
dan Bee akan membuat madu untuk bear. Sebab itu mereka berteman.
Bee mempunyai cadangan madu yang banyak untuk Bear karena hari ini Bear
berulang tahun. Karena hadiah ulang tahunnya berupa kejutan, Bee berpura-pura
menusuk hidung Bear yang sedang tidur. Bear langsung marah dan menjatuhkan
sarang buruh sampai telur pecah. Ia juga menginjak-nginjak kebun wortel punya rabbit, kelinci, bahkan mencakar-cakar
pohon dengan kuku-kukunya yang tajam.
Penyebab konflik pada teks
tersebut adalah ....
A. Bear berulang tahun
B. Bee menjahili Bear
C. Bee berulang tahun
D. Bear menjahili Bee
-------------------------------------------------------------------------
Membandingkan Pola Pengembangan
Cerpen Dan Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Cermatilah kedua kutipan
cerpen dan fabel berikut!
Kutipan Cerpen
Suminah teringat suara anaknya, Titin. "Ibu memang egois, apa
begitu besar kesalahan saya, Bu, sampai-sampai ibu tidak bisa memaafkan
saya," lanjut Titin. "Titin benar." Suminah membatin. Tetapi,
haruskah ada maaf untuk seorang anak, darah daging sendiri yang tega menyakiti
orang tuanya sendiri? Titin terus merajuk. Akhirnya hati Suminah luluh juga
atas rajukan Titin.
Teks Fabel
Si Kupu-kupu mengangkat ranting itu yang menurunkannya di tempat yang
aman.
Kemudian, sang Semut berterima kasih kepada Kupu-kupu karena Kupu-kupu
telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji Kupu-kupu sebagai binatang yang hebat
dan terpuji. Mendengar pujian itu, Kupu-kupu berkata kepada Semut. "Aku
adalah kepompong yang pernah kau ejek," kata si Kupu-kupu. Ternyata,
kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: tokoh manusia, bagian resolusi
Fabel: tokoh hewan,
bagian resolusi
B. Cerpen: tokoh utama ibu, bagian resolusi
Fabel: tokoh utama
aku, bagian resolusi
C. Cerpen: tokoh manusia, bagian orientasi,
Fabel: tokoh hewan, bagian orientasi.
D. Cerpen: tokoh utama ibu, bagian orientasi
Fabel: tokoh utama
aku, bagian orientasi
2. Bacalah kutipan kedua
kutipan fabel berikut!
Kutipan Fabel I
Buaya dan burung penyanyi bersahabat akrab, Hari ini mereka asyik
bercakap. Burung penyanyi bertengger di hidung buaya. Namun beberapa saat
kemudian, buaya merasa mengantuk. Ia menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar.
Oh, burung penyanyi yang bertengger di hidung buaya terpeleset masuk ke dalam
mulut buaya. Sayangnya, buaya tidak tahu. Ia bingung mencari burung penyanyi
yang kini tak ada lagi di hidungnya.
"Aneh! Ke mana burung penyanyi?" gumam buaya. Ia pasti sedang
mengajakku bercanda."
Buaya melihat ke belakang, ke ekornya. Namun burung itu tidak ada. Buaya
lalu mencari burung penyanyi di semak-semak. Ia memasukkan moncongnya ke
semak-semak di tepi sungai. Namun burung penyanyi tetap tidak ditemukannya.
"Ke mana ia?"
gumam buaya kembali.
Kutipan Fabel II
Setelah lama terdiam, "Hmm, aku ada ide," kata si kancil
tiba-tiba.
"Begini, kau bilang pada harimau kalau aku telah menghajarmu karena
telah menggangguku. Katakan juga pada si harimau bahwa aku akan menghajar siapa
saja yang berani menggangguku, termasuk harimau, karena aku sedang menjalankan
tugas penting," kata kancil pada kelinci.
"Tugas penting apa,
cil?" tanya kelinci heran.
"Sudah, bilang saja begitu, kalau si harimau nanti mencariku,
antarkan ia ke bawah pohon besar di ujung jalan itu. Aku akan menunggu harimau
di sana."
"Tapi aku takut, cil. Benar nih rencanamu akan berhasil?" kata
kelinci.
"Percayalah padaku, kalau gagal jangan sebut aku si kancil yang
cerdik."
"Iya, iya. Aku percaya, tapi kamu jangan sombong, nanti malah kamu
jadi lebih sombong dari si harimau lagi."
Perbedaan pola pengembangan pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. Kutipan Fabel I: menggunakan alur maju
Kutipan Fabel II:
menggunakan alur sorot balik
B. Kutipan Fabel I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Fabel II:
menggunakan alur maju
C. Kutipan Fabel I: menggunakan sebutan aku
Kutipan Fabel II:
menggunakan sebutan nama tokoh
D. Kutipan Fabel I: menggunakan paparan
Kutipan Fabel II:
menggunakan bentuk dialog
3. Cermatilah kedua kutipan
berikut!
Kutipan Cerpen
Ibu dan anak itu segera membuka bungkusan. Namun, di dalam bungkusan itu
bukan emas berkilau, tetapi ular yang mengejar ibu tiri dan Bawang Merah yang
berlari pergi dari rumah Bawang Putih, pergi dari desa tempat Bawang Putih
tinggal.
Kutipan Fabel
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor Semut berjalan-jalan di
taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah.
Sang Semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yangh berada di
taman itu.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: siapa, bagaimana
Fabel: bagimana,
mengapa
B. Cerpen: kapan, mengapa
Fabel: siapa, apa
C. Cerpen: siapa, apa
Fabel: kapan,
mengapa
D. Cerpen: di mana, mengapa
Fabel: mengapa,
kapan
4. Bacalah kutipan cerpen dan
fabel berikut!
Kutipan Cerpen
Ia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri
anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilahkan duduk sambil
bertanya-tanya dalam hati, siapa mereja berdua? "Kita teman bermain waktu
kecil. Di bawah pohon bambu. Tidak jauh dari tepi Danau Toba," katanya
memperkenalkan diri. Wau, kataku dalam hati. Itu enam puluh tahun yang lalu.
Ketika itu masih anak kecil, usia empat tahun barangkali. "Ketika sekolah
SD kau pernah pulang ke kampung dan kita bersama-sama satu kelas pula,"
katanya melanjutkan. Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk. Belum juga dapat
kutebak siapa mereka. Ia seakan-akan mengetahui siapa mereka sesungguhnya.
"Wajahmu masih seperti dulu," katanya melanjutkan.
Kutipan Fabel
Gerombolan semut-semut hitam tengah mengangkut bangkai lalat ke dalam
sarangnya. Oto si Demut jantan yang terkenal gigih pun bersama kawan
sekoloninya sedang bersemangat menapaki tangkai demi tangkai pohon. "Hei
Oto! Ke sini cepat, ada bangkai lagi. Cepat!" teriak Matis si semut tua
yang masih bersemangat layaknya semut-semut muda. Oto pun naik ke atap, ke arah
Matis berada. Benar saja, di sana ada bangkai lalat yang cukup besar. Dengan
sigap rahang capitnya yang kuat menggigit bangkai lalat yang malang itu bersama
dengan Matis. Kemudian banyak rekan-rekannya yang lain datang membantu. Ada
Toka, Avo, Hoho, dan Boto. Mereka adalah semut-semut muda yang giat bekerja.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: tokoh manusia, bagian resolusi
Fabel: tokoh hewan,
bagian resolusi
B. Cerpen: tokoh utama aku, bagaian resolusi
Fabel: tokoh utama
semut, bagian resolusi
C. Cerpen: tokoh manusia, bagian
orientasi
Fabel: tokoh hewan,
bagian orientasi
D. Cerpen: tokoh utama aku, bagian orientasi
Fabel: tokoh utama
semut, bagian orientasi
5. Bacalah kutipan cerpen dan
fabel berikut!
Kutipan Cerpen
Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari
celah bawah pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar
mandi, hingga merebak ke teras depan.
Awalnya, orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap apai.
Tapi kian waktu mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah
melihat api sepercik pun menjilati rumah kami.
Kutipan Fabel
Dua ekor domba berjalan dengan tegapnya dari arah yang berlawanan di
sebuah perbukitan yang sangat curam, saat itu secara tidak senggaja, mereka
secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang di bawahnya mengalir
air sungai yang sangat deras.
Sebauh batang pohon yang telah lama jatuh, telah dijadikan sebagai
jembatan untuk menyeberangi jurang tersebut. Batang pohon yang dijadikan
jembatan tersebut sangatlah teramat kecil sehingga tidak dapat dilalui secara
bersamaan oleh dua ekor musang dengan selamat, apalagi dilalui oleh dua ekor
domba.
Perbandingan pola pengembangan kedua kutipan tersebut adalah ....
A. Cerpen: siapa, apa
Fabel: bagaimana,
mengapa
B. Cerpen: kapan,kapan
Fabel: bagaimana,
apa
C. Cerpen: siapa, apa
Fabel: kapan,
mengapa
D. Cerpen: di mana, kapan
Fabel: siapa, apa
6. Bacalah kedua kutipan
cerpen berikut!
Kutipan Cerpen I
"Sudah saya pikir
masak-masak."
Saya terkejut.
"Pikirkan sekali
lagi! Bapak kasi waktu satu bulan!"
Taksu menggeleng.
"Dikasih waktu satu tahun pun
hasilnya sama, Pak. Saya ingin jadi guru."
"Tidak! Kamu pikir
saja dulu satu bulan lagi!"
....
Bukan hanya satu bulan, tetapi dua bulan kemudian, kami berdua datang
lagi mengunjungi Taksu di tempat kosnya. Sekali ini kami tidak muncul dengan
tangan kosong. Istri saya membawa krupuk ikan kegemaran Taksu. Saya sendiri
membawa sebuah laptop baru yang paling canggih, sebagai kejutan.
Kutipan Cerpen II
"Jadi, apa yang
membawamu kemari?"
"Kenangan."
"Palsu! Kalau hanya ini soal kenangan, tidak perlu menunggu 10
tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30 kilometer saja dari sini."
Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum
kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari
magasin.
Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman
kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu
lekat di ingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang
dihadapinya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh
lebih tulus dan setia daripada saya.
Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang
menjadi penerang ruangan diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali
dengan wajahnya jika dia menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai
merokok. Sesekali menyalakan pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu
potongan besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya. Ibunya,
seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di sudut sembari bekerja memilih
sabut-sabut kelapa menjadi tambang.
....
Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian
yang akhirnya menjadi pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah
kejadian meloloskan diri dari maut karena waktu telah menghapus semua
kengeriannya.
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur maju
Kutipan Cerpen II:
menggunakan alur sorot balik
B. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Cerpen II:
menggunakan alur maju
C. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur maju
Kutipan Cerpen II:
menggunakan alur campuran
D. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Cerpen II:
menggunakan alur campuran
7. Bacalah kedua kutipan cerpen berikut!
Kutipan Cerpen I
"Kelihatannya wajahmu cepat sekali tuanya sekarang," kata
Angku seperti menyindirku.
"Ya, Angku. Rantau telah menguras pikiran dan tenagaku. Susah
hidupku di rantau Angku. Kurus badanku ini dibuatnya."
"Semoga kau tidak seperti orang rantau lain, pulang kampung karena
tidak sanggup hidup sulit. Namun, aku tahu orang tegar dan kuat."
"Di antara kawan-kawan kau dulu, hanya kau yang keras kepala."
kata Angku sedikit tersenyum. "Kau pemimpinnya. Aku tak lupa, dulu kepala
belakangmu berdarah karena aku lempar dengan batu," kata Angku.
"Ah, Angku. Aku jadi
malu."
"Tetapi, kini aku yang malu dan merasa berdosa. Bila kuingat,
abakmu tidak berani mendatangiku," kata Angku lagi sambil menunduk,
"Abakmu sudah tidak ada sekarang. Belum sempat aku meminta
maafpadanya."
"Sudah dimaafkan
Angku," kataku.
"Ah, Kau."
Lalu tiba-tiba aku ingat
Abak. Kata-kata abak.
"Jangan lagi kau buat dia memamrahimu. Apa kalian tidak ada kerja.
Orang tua jangan dipermainkan. Awas kau. Kulecut dengan ikat pinggang kau
nanti," kata Abak dulu, ketika tahu kami mengusik Angku.
Kutipan Cerpen II
Gito, anak Getas Pejaten, kawasan pinggiran kota Kudus, setiap hari,
kecuali Minggu dan hari libur, berjalan kaki pergi pulang hampir empat belas
kilo, ke sekolahnya, di jalan Daendels. Karena banyak jalan menuju ke
sekolahnya, Gito bisa memilih jalan mana yang paling disukainya. Kalau pergi,
dia juiga lewat jalan-jalan kecil yang lebih jauh, untuk menyenangkan hatinya.
Seperti anak-anak lain, Gito hanya makan satu kali, setelah pulang
sekolah. Juga seperti anak-anak lain, Gito tidak memunyai sandal, apalagi
sepatu. Guru-guru pun bertelanjang kaki. Kalau ada guru memakai sepatu atau
sandal, pasti sepatu atau sandalnya sudah reyot.
Perbedaan pola pengembangan cerita kedua kutipan cerpen tersebut adalah
....
A. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur maju
Kutipan Cerpen II:
menggunakan alur sorot balik
B. Kutipan Cerpen I: menggunakan alur sorot balik
Kutipan Cerpen II:
menggunakan alur maju
C. Kutipan Cerpen I: diawali dengan konflik
Kutipan Cerpen
II:diakhiri dengan konflik
D. Kutipan Cerpen I: diawali dengan pengenalan tokoh
Kutipan Cerpen II: diawali dengan pengenalan latar
-------------------------------------------------------------------------
Membandingkan Penggunaan Bahasa
Cerpen/Fabel
-------------------------------------------------------------------------
1. Bacalah kedua kutipan
fabel berikut!
Kutipan Fabel I
Seekor singa merungut dan menderam kepada seekor nyamuk yang asyik
terbang berlegar di kepalanya ketika dia cuba melelapkan mata.
"Pergi kamu dari sini sebelum aku memijakmu dengan kakiku,"
ngaumnya.
"Aku tidak
takut'padamu," kata nyamuk.
"Kamu mungkin digelar Raja Rimba, tapi aku lebih kuat daripada
kamu. Aku juga boleh membuktikannya. Mari berlawan dan lihat siapa yang
menang," singa pun bersetuju.
Nyamuk dengan pantas menjunam ke arah singa dan menggigitnya
bertalu-talu di hidung dan telinganya. Ketika cuba memijak nyamuk itu, singa
tercakar diri sendiri dengan kukunya yang tajam hingga berdarah.
"Cukup, cukuplah!
Kamu, menang," jerit singa.
Kutipan
Fabel II
Pada suatu musim yang sangat kering, di mana saat itu burung-burung pun
sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan
sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakah sebuah
kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut
berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak
dapat mencapainya.
Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal
karena kehausan.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kutipan fabel tersebut adalah ....
A. Kutipan I menggunakan majas. Kutipan II menggunakan ungkapan.
B. Kutipan I bahasa
mudah dipahami. Kutipan II bahasa sulit dipahami.
C. Kutipan I kalimat
menggunakan dialog. Kutipan II kalimat tidak menggunakan dialog.
D. Kutipan I
menggunakan bahasa Melayu. Kutipan II menggunakan bahasa Indonesia.
2. Bacalah kutipan cerita
fabel dan cerpen berikut!
Kutipan fabel
Dahulu kala ada seekor anjing yang punya kebiasaan mendekati tumit
orang. Tidak jarang pun anjing itu menggigit tumit dari orang yang ditemuinya.
Karena kebiasaan itu majikannya memasang kalung lonceng di lehernya sebagai penanda
jika anjing ini akan mendekat.
Si anjing menganggap bahwa lonceng tersebut sebagai ciri khasnya. Anjing itu sangat bangga dan sengaja
membunyikannya di setiap sudut pasar. Dia selalu berlari ke setiap penjuru dan
menunjukkan lonceng tersebut kepada setiap orang yang lewat.
Seekor anak anjing bertanya, “Mengapa kamu selalu berlari ke sana kemari
dengan loncengmu?”
“Ya aku bangga pada lonceng di leherku. Tidak setiap anjing punya
lonceng sepertiku.”
Kutipan Cerpen
Perlahan kanvas putih langitku menjadi hitam, gulungan awannya terlihat
semakin mencekam. Sedang aku masih terkurung di tengah desing puluhan mesin, di
suatu jalan lurus yang di kiri kanannya berdiri kokoh beton-beton kaum
investor, yang juga di samping jalan berderet pemandangan mesin-mesin yang
terparkir berdesakan, sehingga tak jarang terlihat wisatawan memamerkan lekuk
tubuh seksinya untuk melewati sela-sela mesin-mesin itu. Dan wistawan yang tak
seseksi mereka, hanya bias berbisik dalam hati, ‘Mana hak pejalan kaki?
Ya , aku sedang berada di jalan Malioboro. Jalan yang menjadi ikon kota
Yogyakarta.
Seperti tempat iconik di kota-kota lain, tentu di dalamnya ada pedagang
yang pandai merayu, ada pengemis yang bermimik layu, ada pramuniaga yang selalu
siap menjamu, dan barangkali ada copet yang sedang kelaparan atau ada
preman-preman yang meminta uang keamanan.
Maaf, aku tak sempat meneliti satu persatu, meskinya juga ada
beribu-ribu kenangan yang tertinggal di setiap jejak kaki mereka, atau ada
cinta pandang pertama antara kusir andong dan penumpangnya. Sekali lagi maaf,
aku tak bias mendeskripsikannya.
Perbedaan penggunaan bahasa kedua teks di atas adalah ….
A. Fabel Bahasa binatang
Cerpen Bahasa
sehari-hari
B. Fabel Bermakna konotasi
Cerpen Bermakna
denotasi
C. Fabel Bermakna denotasi
Cerpen Bermakna
konotasi
D. Fabel Bahasa lugas, sehari-hari
Cerpen Bahasa kias, bermajas
3. Teks I
Boma, ya, Boma, lelaki cacat itu sudah lama menjadi ciri di terminal
kami. Dialah peminta-minta permanen yang pemarah dan sombong. Dia tak segan
bila kesal tak dapat uang.
“Kodir ! Aku haus!” teriaknya. Karuan saja, Kodir sedang asyik menggoda
tukang pecel dekat toilet umum.
“Kadir!” teriakannya lagi.
Teks II
“Ampun, Pak!” Sukito merunduk-runduk ambil mengangkat tangan tanda
menyerah saat beberapa lelaki kekar berjaket hitam menyerbu ke dalam gudang.
“Angkat tangan!” seru salah
seorang yang baru saja masuk dengan paksa sambil mengacungkan senjata.
“Saya tidak ikut-ikutan ,
Pak!” Sukino lagi.
“Diam !!” bentak seorang
lelaki berjaket hitam.
Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan teks tersebut adalah ….
A. Teks I dimulai dengan pengenalan
Teks II Dimulai
dengan latar cerita
B. Teks I Dimulai dengan pengenalan tokoh
Teks II Dimulai
dengan aksi
C. Teks I Dimulai dengan aksi
Teks II Dimulai
dengan pengenalan tokoh
D. Teks I Dimulai dengan latar cerita
Teks II Dimulai
dengan latar suasana
4. Bacalah kutipan fabel berikut!
Teks Fabel I
Mumba dengan santai berjalan di tengah hutan. Tanpa sengaja ia menemukan
buah yang sangat lezat. Mumba berniat mengambil buah tersebut. Rencananya, dia
akan menikmati buah yang lezat itu di pinggir sungai di tengah hutan, ditemani
hembusan angin, dan lambaian daun pepohonan yang mendayu-dayu. Sesampainya di
tepi sungai, Mumba dengan santai menyantap buah tersebut.
Teks Fabel II
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. “Jangan berlagak
engkau, hei kura-kura! Engkau hanya mondar-mandir saja seperti bola namun
berlagak tengah mencari sumber kehidupan”. Si kura-kura berusaha menjelaskan,
namun si rusa tetap marah. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk
mengadu kekuatan betis kaki.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua kutipan fabel tersebut adalah….
A. Teks I bermajas litotes
Teks II bermajas
personifikasi
B. Teks I bermajas personifikasi
Teks II bermajas
perumpamaan
C. Teks I bermajas perumpamaan
Teks II bermajas
litotes
D. Teks I bermajas metafora
Teks II bermajas
personifikasi
5. Bacalah kedua teks berikut!
Teks I
Kondisi kebersihan lingkungan di perumahan Alam Permai sangat baik. Selokan
terpelihara dengan baik dan tidak mampat. Tempat pembuangan sampah pun
terorganisasi dengan baik. Setiap rumah memiliki satu tempat sampah yang
diletakkan di depan rumah. Tempat sampah berupa tong besar atau drum. Petugas
kebersihan mengambil sampah setiap tiga hari sekali. Selain itu, setiap satu
bulan sekali warga Perumahan Alam permai melakukan kerja bakti membersihkan
selokan dan rumput-rumput liar di sekitar perumahan.
Teks II
Perjalanan kami dari Medan ke Parapat diawali dari iseng aja. Dimulai
dari seorang kawan yang ingin meluapkan kegalauannya. Saya sendiri heran,
kenapa mesti ke Parapat, itu kan jauh dari Medan. Padahal bisa aja hang out ke
cafe di sekitar kota Medan, toh sama aja rasanya. Ternyata melepaskan rasa
galau di cafe dengan keindahan alam yang natural beda rasanya. Parapatlah
tempat kealamian yang masih ada. Natural dan indah. Parapat merupakan pintu
masuk ke Danau Toba, tempat yang indah di Sumatra Utara.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kedua teks tersebut adalah ....
a. Teks I: efektif, Teks
II: tidak efektif
b. Teks I: baku, Teks II:
tidak baku
c. Teks I: mudah dipahami,
Teks II: berbelit-belit
d. Teks I: santai, Teks II:
resmi
-------------------------------------------------------------------------
Menunjukkan Bukti Latar Dan Watak
-------------------------------------------------------------------------
1. Kuingin kau berbohong padaku.
Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari
meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu
tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak
bersama
D. Kebohongan yang
disampaikan tokoh kamu
2. (1)"Apakah peranku
bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di
sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat
kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan
ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada
nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Bacalah kutipan cerpen
berikut dengan saksama!
Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal dengan
seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sana itu?" Ia menjawab,
"Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda ibunya Eric, sungguh Anda tak punya
hati!”. Ia membuka pintu tempat tinggalnya. (1)
"Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan
tidak akan meninggalkannya lagi!” (2)
Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua
sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia.
Jasadnya ditemukan di kolong jembatan,” jawabnya dengan suara terbata-bata. (3)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric,
dulu kutinggalkan. (4)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
4. Bacalah kutipan cerpen
berikut!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi
hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya.
Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy
kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari
yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli
hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya
memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam
Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja
belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia
mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai
mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah
punya hadiah untuk Tommy.”
Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
A. kalimat pertama pada
paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada
paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada
paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada
paragraf kedua
5. (1) Boleh jadi, itu sikap
angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2)
Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela
hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka
terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara
wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro
dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip
penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong
terletak pada kalimat bernomor .…
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)
6. Ku tak mungkin jatuh cinta
kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan
membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu
kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan
kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan padaku.
Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu.
Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
7. Bacalah kutipan cerpen
berikut!
(1)Kejengkelanku yang sudah mulai hilang kini muncul kembali. (2)’Hebat’
betul si Siti ini. (3)Mana ada, sih, pembantu yang ngambek kalau diomeli
majikan? (4)Kalau begini caranya, lebih baik dipecat saja dia. (5)Nanti kalau
ibu pulang akan kulaporkan ulahnya. (6)Akan kubujuk ibu agar memecatnya.
(7)Biar tahu rasa dia. (8) Yang mau jadi pembantu pasti masih banyak, tidak
usah khawatir mengenai penggantinya.
Bukti watak tokoh aku suka mengadu terdapat pada nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (3) dan (4)
C. (5) dan (6)
D. (7) dan (8)
8. Bacalah kutipan cerpen
berikut!
Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan.
Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah
tiba di hutan, mereka melihat anak burung merpati putih menggelepar di tanah.
Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon.
“Aduh, kasihan sekali anak burung ini," kata Nenek sambil
mengangkat merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan
hati-hati. "Kita rawat saja ya, Kek," ujar Nenek, Kakek Chen
mengangguk setuju.
Latar tempat pada kutipan cerita tersebut adalah di ....
A. rumah dan dapur
B. rumah dan hutan
C. rumah dan pasar
D. rumah dan warung
-------------------------------------------------------------------------
Mengomentari Unsur Intrinsik Karya
Sastra
-------------------------------------------------------------------------
1. Bacalah kutipan cerpen
berikut dengan saksama!
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi
hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya.
Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy
kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari
yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli
hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya
memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam
Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja
belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia
mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai
mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah
punya hadiah untuk Tommy.”
Komentar mengenai amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut
adalah ...
A. Kita harus pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak
berguna.
B. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun kita berada.
C. Kita haus sadar bahwa tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan kita.
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 2
dan 3!
Di sebuah kolam tinggallah beberapa ekor berudu. Kepalanya besar dan
berekor panjang. Tubuhnya berwarna hitam. Mereka berenang ke sana ke mari.
Suatu hari, berudu-berudu itu melihat ibu ikan gurame sedang memberi
makan anak-anaknya. Para berudu mendekat dan berkata, "Tolong beritahu
kami, bagaimana cara menemukan ibu kami?"
Ibu ikan gurame berkata, "Ibu kalian memiliki mulut yang lebar dan
sepasang mata yang besar.
Carilah yang seperti itu."
Para berudu berterima kasih lalu berenang pergi untuk mencari ibunya. Di
tengah perjalanan mereka bertemu ikan mas dengan mulut lebar dan mata bundar.
Mereka berteriak, "Ibu!Ibu!"
Ikan mas tersenyum dan berkata, "Kalian salah. Ibu kalian mempunyai
perut berwarna putih."
(Didik Djunaedi: Berudu Mencari Ibu)
2. Komentar terhadap isi teks
cerita tersebut yang tepat adalah ...
A Perbuatan induk ikan mas sangat bijaksana.
B. Anak gurame tidak dapat mencari makan sendiri.
C. Induk berudu binatang yang tidak bertangguug jawab.
D. Berudu mencari induknya karena iri kepada anak gurame.
3. Tindakan terpuji tokoh pada
teks tersebut adalah ....
A. menjelaskan sesuatu
B. memberikan pertolongan
C. memberi makan anak-anak
D. membiarkan anak-anak
bermain
4. Seperti teman-temannya yang
lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak
enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia
menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang
duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya
ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak
ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam
Andi seraya bangkit dari tempat pembaringan. Ia beranjak menuju meja
belajarnya. Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia
mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai
mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah
punya hadiah untuk Tommy.”
Komentar mengenai amanat yang terdapat pada cerpen tersebut adalah ...
A. Cerita tersebut mengajarkan kita agar berusaha selalu memberi
hadiah kepada teman orang tua!
B. Cerita tersebut mengajarkan kita agar jangan menyusahkan orang tua
hanya karena ingin memberi hadiah teman!
C. Cerita tersebut mengajarkan kita agar menemani ibu kita saat
duduk-duduk di beranda!
D. Cerita tersebut mengajarkan kita agar mematikan lampu jika sudah
tidak diperlukan!
Download di Aplikasi Lebih Mudah
Rapi dan Siap Cetak, Klik Disini untuk Download Aplikasi
Modul untuk Bimbel / Materi Belajar Sekolah TK SD SMP SMA lebih lengkap dan lebih mudah di Aplikasi Produk Aqila Klik Disini untuk Download
No comments:
Post a Comment